TOP

Yoga dan Musik Bersatu di BaliSpirit Festival

Seringkali kehidupan yang sibuk membuat  kita lupa untuk merayakan hidup itu sendiri. BaliSpirit Festival hadir agar orang-orang ingat untuk “hidup di saat ini”, belajar meditasi melalui yoga dan bersama-sama merayakan tarian, musik juga kekayaan budaya dunia.  Tahun ini, sembari merayakan kontribusinya dalam mewujudkan dunia yang lebih baik untuk ke-8 kalinya berturut-turut, BaliSpirit Festival mengundang para pemusik,  praktisi yoga dan penari-penari terkenal dari seluruh dunia.

Kehadiran mereka dalam festival adalah bagian penting dalam ajang penyembuhan holistik, welness dan perayaan musik serta tarian dunia ini. BaliSpirit Festival mendukung orang untuk mengenali inti kehidupan itu sendiri, kelestarian lingkungan dan meriahnya budaya-budaya dunia di tanah Ubud, Bali. Berlangsung selama lima hari dari tanggal 1-5 April, BaliSpirit Festival akan menghadirkan banyak pemusik, 150 instruktur yoga lokal dan internasional, pengajar meditasi, dan penari dari seluruh dunia untuk bersama-sama merayakan dan mensyukuri hidup.

Meghan Pappenheim, pendiri BaliSpirit Festival menjelaskan bahwa idenya adalah untuk menghadirkan budaya global, termasuk musik dan yoga dari seluruh dunia di Bali, Indonesia. Selama festival, pengunjung akan menemukan setidaknya 150 kelas yoga, menikmati musik di Open Air Stage dan tari-tarian serta konser di One World, One Stage, sajian makanan sehat di berbagai booth dan semua yang diperlukan untuk mencapai penyembuhan spiritual.

Lineup instruktur yoga membawa juga Anjasmara dari Yoga Ala Ala dan Yudhi Widdyantoro dari Yoga Gembira untuk bersama-sama dengan pengunjung belajar yoga dan menikmati ketenangan jiwa juga pikiran. Hadir juga banyak instruktur lainnya dari Indonesia dan mancanegara. Tahun ini, BaliSpirit Festival menghadirkan 30 musisi terbaik untuk memenuhi udara dengan bunyi-bunyian yang indah. Devotional chant, modern trip-hop, Afro folk, Icelandic folk, Gamelan, therapeutic mashup –semua ada di BaliSpirit Festival 2015.

Keistimewaan dari perayaan tahun ini adalah karena BaliSpirit Festival turut menyambut suku-suku terlindung dan kekayaan budaya mereka yang hampir hilang. Panggung-panggung disiapkan agar mereka dapat memperkenalkan tarian-tarian cantik mereka kepada dunia. Contohnya, 15 penari dari The Hornbill Dayak Dance Academy, Borneo akan menampilkan tarian tradisional mereka yang penuh warna sebagai opening act dari acara BaliSpirit Festival.

Dalam konferensi pers BaliSpirit Festival 2015 pada tanggal 12 Maret lalu, Meghan Pappenhem juga mengajak para jurnalis untuk melakukan meditasi singkat bersama Anjasmara dan Yuddhi Widdyantoro. Konferensi pers kemudian ditutup dengan musik yang dibawakan oleh Rizal Abdulhadi, seorang multi-instrumentalist yang membawakan tiga buah lagu dengan Rasendriya. Rasendriya adalah alat musik buatannya sendiri, terbuat dari bambu dan merupakan gabungan delapan senar gitar, didgeridoo dan perkusi. Bagi yang ingin menyaksikan penampilan Rizal yang unik dapat langsung memesan tiket BaliSpirit Festival karena ia akan turut meramaikan acara di Ubud. Jadwal dan daftar pengisi acara lainnya pun dapat dilihat di website BaliSpirit Festival, www.balispiritfestival.com

Meaghan menutup konferensi pers dengan mengatakan, “Kami ingin mereka yang datang ke festival mengalami suatu perubahan positif. Mereka keluar dari festival sebagai orang-orang yang berbeda, orang-orang yang lebih menghargai hidup dan menikmati musik juga tarian dalam keseharian mereka.”