
7 Films Capturing Indonesia’s Beauty
Sebuah perjalanan bisa menginspirasi suatu karya dan sebaliknya, suatu karya juga bisa menginspirasi seseorang untuk melakukan perjalanan. Sebagai warga negara yang memiliki pemandangan dan budaya yang melimpah, para sineas banyak yang terinspirasi untuk menampilkan Indonesia dalam karya-karya mereka.
Teks Yudasmoro Minasiani & Fransiska Anggraini
Foto Fransiska Anggraini
Leher Angsa (2013)
Film Leher Angsa (2013) mengambil lokasi syuting di Desa Sembalun yang terhampar indah berlatarkan Gunung Rinjani. Gunung ketiga tertinggi di Indonesia ini memang telah populer di kalangan pejalan, selain infrastruktur dan ketersediaan layanannya yang paling memadai di antara pendakian gunung-gunung lain di Indonesia. Tak hanya pilihan paket trekking yang beragam, mulai yang paling standar hingga yang menawarkan tenda dengan matras tiup yang empuk dan nyaman plus makanan berstandar restoran. Pilihan harinya pun juga dapat disesuaikan dengan kondisi fisik dan keinginan peserta.
Pendekar Tongkat Emas (2014)
kalau Peter Jackson meyakini New Zealand sebagai Middle Earth dalam Lord of The Rings, Mira Lesmana dan Ifa Isfansyah juga meyakini bahwa Desa Rambangaru di Sumba Timur sebagai lokasi sempurna untuk duel jurus silat antara Reza Rahardian dan Nicholas Saputra dalam film laga Pendekar Tongkat Emas.
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck (2013)
Di tengah pepohonan rindang dan perkebunan organik yang menyejukkan mata, Kaliandra Eco Resort yang mengadaptasi bangunan bergaya Eropa ini adalah pelarian sempurna bagi siapa pun yang mengidamkan liburan elegan. Resor ekowisata yang eksklusif dan berjarak sekitar satu jam dari Malang ini mengingatkan akan zaman kolonial, sehingga tak heran bila kemudian sutradara Sunil Soraya menggunakan tempat ini sebagai lokasi pengambilan gambar film Tenggelamnya Kapal Van der Wijck.
Tabula Rasa (2014)
Serui yang berada di Kepulauan Yapen, Papua, adalah salah satu lokasi syuting film bertema kuliner pertama Indonesia berjudul Tabula Rasa. Tokoh utama Hans dalam film ini diceritakan berasal dari Serui dan adegan film pun beberapa kali menampilkan keindahan Danau Sarawandori yang terletak sekitar satu jam berkendara ke arah barat Serui.
Pasir Berbisik (2001)
Setelah dipopulerkan film Pasir Berbisik di awal tahun 2000 yang meraih banyak pengh argaan internasional, kawasan Gunung Bromo terus dibanjiri pengunjung. Setelah berdesakan di puncak Pananjakan untuk menyaksikan matahari terbit, Hotel Tugu Malang menyediakan paket istimewa bagi yang ingin melewatkan waktu berkualitas bersama pasangan, yaitu sarapan romantis di tengah udara terbuka berlatarkan Gunung Batok.
Perahu Kertas (2012)
Pantai tersembunyi yang dipenuhi karang dan ombak besar dari Samudera Hindia ini merupakan latar adegan terakhir film yang diangkat dari novel laris karya Dewi Lestari berjudul Perahu Kertas. Berjarak sekitar 100 kilometer dari pusat kota Garut, karang yang diterjang ombak kuat membuat Pantai Rancabuaya kurang aman untuk direnangi, walau tepi pantainya sendiri tetap merupakan lokasi sempurna untuk menggelar keranjang piknik.
Cahaya dari Timur: Beta Maluku (2014)
Dikenal juga dengan sebutan Negeri Tulehu, desa ini memiliki dua hal yang populer. Pertama, jika berkunjung ke desa yang berjarak 25 kilometer dari pusat kota Ambon ini pastikan untuk menyambangi sumber air panas Hatuasa yang berlokasi di Kecamatan Salahutu. Kedua, Tulehu juga terkenal sebagai gudangnya pemain sepakbola berbakat di Indonesia. Inilah sebabnya sineas Ari Sihasale kemudian memutuskan untuk menjadikan desa ini sebagai lokasi pengambilan gambar Cahaya Dari Timur: Beta Maluku.
Selengkapnya baca di Majalah Panorama edisi September/Oktober 2014.